phone: +62-899-859-31-55

.

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 22 Maret 2019

Dampak Bentakan Terhadap Pertumbuhan dan Perkambangan Biah Hati

Mengapa bentakan bisa membuat anak-anak cepat menangis, bahkan serentak memeluk dan terhuyung amruk? dahsyatnya dampak membentak anak benar-benar membuat orang tua harus berfikir ribuan kali dan tak lagi mengulanginya. 
Saya membaca buku Matthew McKay Phd, seorang Profesor Psikologi Klinis di Wrigh Institut Barkeley California, yang telah melakukan penelitian perilaku marah orang tua dan efeknya terhadap anak-anak. Hasilnya sebanyak 2/3 dari 285 orang tua yang diteliti mengungkapkan rasa marah dengan berteriak atau membentak rata-rata 5 kali dalam seminggu. 
Apakah ada yang merasa lebih? Hmm.. itu artinya setiap hari anak-anak menerima bentakan dan teriakan kemarahan orang tua. Apa dampaknya, sungguh mencengangkan, tanpa disadari orang tua telah melukai anak secara psikis. Efek buruk ini kelak akan berpengaruh terhadap perkembangan psikologisnya.
Apa saja dampak buruk terhadap anak? pertama anak akan merasa minder dan tidak percaya diri. Dalam jiwanya akan tertanam bahwa dia hanyalah anak yang selalu melakukan kesalahan, tidak bisa berbuat kebaikan atau menyenangkan orang lain. Kedua, menjadi anak yang Cuek dan tidak peduli. akibat sering diperlakukan demikian anak cenderung apatis, sering mengabaikan nasihat dari orang tua, mungkin pada saat orang tua bicara ia mendengarkan, namun sesaat kemudian menjadi angin lalu. 
Ketiga, anak melihat orang tua menjadi sosok yang menakutkan. Oleh sebab itu ia akan menjadi pribadi yang tertutup, tidak suka membicarakan apapun pada orang tua, dan komunikasi terganggu. Hal ini sangat berbahaya karena anak akan menghadapi semua masalah seorang diri, jiwa anak dapat sangat tertekan.
Keempat, anak menjadi pemberontak dan penentang. sikap ini dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yakni tipe penentang aktif. ia menjadi keras kepala, suka membantah dan menentang apa saja kejendak kedua orang tua. Dia akan senang jika melihat orang tua jengkel dan marah padanya. Berikutnya tipe penentang dengan cara yang halus, anak-anak ini jika diperintah memilih sikap diam, walau tidak juga memenuhi perintah orang tua. Dan terakhir adalah tipe selalu terlambat. anak seperti ini mengerjakan suatu perintah setelah terlebih dahulu melihat orang tuanya jengkel, marah, dan mengomel atau membentak-bentak.
Kelima, anak menjadi Pemarah, temperamental, dan suka membentak. Anak akan memaksimalkan potensi hidup dia dalam meniru keadaan disekitarnya, apa yang orang tua lakukan akan ia tiru. Mereka akan berfkir sah-sah aja membentak teman atau saudaranya karena toh orang tua juga suka membentak dan berteriak walaupun pada hal-hal sepele. 
Bagaimana menghindari semua itu, masih banyak jalan yang harus kita perbaiki dalam mengasuh anak-anak kita. Menjadi pemarah tidaklah baik, namun membolehkan/memberikan semua permintaan dan mengabulkannya tanpa ada edukasi dan perhatian juga harus dihindari. Perlahan-lahan mari kita turunkan tensi kemarahan pada anak-anak dengan meningkatkan kemampuan jiwa raga kita, pertama dengan mampu mengelola perasaan. 
Menahan Rasa, memanage emosi kepada mereka, mampu menahan amarah dan tidak meluapkan kemarahan dengan membentak, kenali pemicu kemarahan dengan edukasi, perhatian penuh dan mendisiplinkan dengan cara-cara yang positif.  Orang tua secara wajar bisa marah dan kesal, namun tetap butuh kontrol yang tinggi demi perlindungan dampak buruk dari amarah orang tuanya.  
Berlanjut kepada mengutamakan ketenangan. Saat amarah datang, kendalilan diri kita, dengan kata-kata yang mungkin mampu menguatkan diri sendiri, " sabar..dia anakmu, darah dagingmu, sabarrr...", dan Mencobalah untuk realistis. Artinya mereka butuh kita, mereka butuh waktu, mereka butuh bermain, mereka butuh bereksperimen dan mereka butuh pendampingan yang lekat dengan orang tua. 
Andai anak sudah pecahkan jendela rumah kita karna main bola dalam rumah, ambil bolanya ajak main di lapangan. bukan lantas menghukumnya di kamar mandi. Seperti itulah contohnya.  Siapapun dapat melakukan kesalahan, apalagi anak-anak kita, namun pengelolaan diri orang tua agar mampu menjaga mereka akan sangat membantu pada pengasuhan positif dan menahan hal-hal yang membahayakan dari diri orang tua kepada anak-anaknya.

Sumber: https://www.kompasiana.com/amarsha/59e2fd1a48693268d85a7e53/dampak-membentak-anak

Selasa, 07 Juli 2015

Mencintai Yang Tidak Sempurna

Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, itulah kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, itu
bukan pilihan, itu kesempatan.
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, itupun adalah
kesempatan.
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan
segala kekurangannya, itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang
terjadi, itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih
menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu dan tetap memilih
untuk mencintainya, itulah pilihan. Perasaan cinta, simpatik, tertarik,
datang bagai kesempatan pada kita.
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.
Berbicara tentang pasangan jiwa, ada suatu kutipan dari film yang mungkin
sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung
pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada
seseorang yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu.
Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk
mendapatkannya, atau tidak...
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan
tetap bersama pasangan jiwa kita adalah pilihan yang harus kita lakukan.
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk
dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna
dengan cara yang sempurna.

Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan

Kulitnya kehitaman. Wajahnya jauh dari cantik. Usianya tak bisa lagi
dibilang muda. Waktu pertama kali masuk ke rumah perempuan itu, hampir
saja ia percaya ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu
sejenak ragu. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera
kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan
mencintai perempuan itu. Apapun risikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah
lama kutabung, pakailah ini untuk mencari perempuan idamanmu, aku hanya
membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang
istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk
mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup
mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan
ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang
menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku
memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik.
Perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku.
Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan
ketidakrupawanan wajah dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah
kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta, ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta
adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai
dalam perbuatan...
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...
Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti
pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati,
terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta
besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat,
bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya
integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita
cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama
adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bisa bertahan lama bukan karena
perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada
henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.
Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia
memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus
melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.

Selasa, 02 Juni 2015

pertemuan terakhir



Minggu, 24 Mei 2015

Kebijaksanaan Cinta

Ketika seseorang berfikir tentang "cinta", seorang bijak justru
menemukan 10 kunci kebijaksanaan cinta dalam kehidupannya. Ia berpesan,
"Jangan pernah kamu melupakan kesepuluh kunci ini ketika kamu mulai
berfikir untuk mencintai seseorang",
1. Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi ia tidak
mencintai kita. Namun lebih menyakitkan bila mencintai tetapi tidak
memiliki keberanian untuk menyatakannya.
2. Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang karena
cinta, satu jam untuk menyukai seseorang atau satu hari untuk
mencintainya. Tetapi membutuhkan waktu seumur hidup untuk
memulihkan luka-luka karena cinta. Melupakan bukan selalu berarti
memaafkan. Maka jangan pernah lari dari kenyataan cinta.
3. Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang yang
tidak tepat sebelum kita menemukan orang yang tepat. Supaya
ketika kita bertemu dengan orang yang tepat kita akan sadar
betapa berharganya anugerah itu.
4. Cinta adalah ketika kamu menerima seluruh kelemahan kekasihmu,
memeluknya sambil berkata "apapun yang terjadi aku tetap
mencintai kelemahan mu" dan selalu ada air mata yang
menyertai "Aku Cinta Padamu".
5. Benarlah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan sampai kita
kehilangan itu, Tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang
hilang sampai itu ada. maka sadarlah yang terbaik adalah yang Tuhan
berikan bagi kita.
6. Janganlah mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai
cinta itu bertumbuh dalam hatinya,jika tidak pastikan bahwa cinta
itu tetap tumbuh dalam hatimu. Cinta yang murni adalah cinta yang
hanya mengenal satu kata, yaitu "Memberi"
7. Ada hal yang ingin kamu dengar dari dia, tetapi dia diam seribu
bahasa, walau demikian janganlah kamu menjadi tuli ketika
seseorang meneriakkan cinta dihatimu.
8. Jangan pernah berkata "Selamat tinggal" jika hatimu masih ingin
mencobanya, jangan menyerah ketika kamu merasa masih dapat maju. Jangan pernah berkata "Aku tidak mencintaimu lagi" kalau
kamu tidak dapat membiarkannya pergi untuk selamanya.
9. Cinta datang kepada mereka yang masih mempunyai harapan,
walaupun 1001 kali mereka dikecewakan, kepada mereka yang masih
percaya meskipun mereka telah dikhianati, kepada mereka
yang memiliki keberanian untuk membangun kepercayaan "sekali
lagi" ketika kekecewaan itu ada.
10. Permulaan cinta adalah membiarkan mereka yang kita cinta menjadi
diri mereka sendiri, orang berbahagia karena cinta tidak pernah
memiliki seluruh apa yang mereka impikan, mereka hanya melakukan
1 hal yaitu cinta yang cukup untuk menutup kelemahan kekasih
mereka .....

Kamu, Milikku Yang Paling Berharga

Aku sangat menyukai ucapan mama: "Barang milikku yang paling berharga
adalah kamu!" Ucapan yang sangat menyejukkan hati dan sampai sekarang
aku masih mengingatnya terus!
Papa dan mama menikah karena dijodohkan orang tua, demikianlah yang
dialami para muda-mudi di jaman itu, tapi hal ini sudah umum. Di jaman
sekarang peristiwa itu sudah jarang terjadi, kebanyakan adalah hasil
pilihan sendiri. Tapi mama sangat mencintai papa, demikian juga dengan
papa dan mereka tampak selalu mesra, akur bagaikan sejoli yang tak
terpisahkan. Sangat sulit dibayangkan bahwa pernikahan mereka pernah
diterjang badai!
Badai itu nyaris memisahkan mereka hanya karena emosi sesaat saja! Papa
dan mama bekerja diinstansi yang sama, oleh karena itu setiap hari
berangkat dan pulang bersama. Suatu hari mereka kerja lembur,
mengadakan stock opname di gudang, hingga pukul 2.00 dinihari dan baru
pulang kerumah.
Papa sangat letih dan lapar, sampai di rumah tidak ada makanan maupun
minuman yang siap disaji. Papa yang lapar minta mama untuk menyiapkan
makanan dan minuman. Beberapa hari belakangan ini emosi mama memang
tidak stabil, ditambah lagi dengan adanya lembur, badan dan pikiran
sungguh melelahkan, sehigga denagn kondisi yang labil itu, mama spontan
menjawab dengan nada keras, "Mau makan dan minum, memangnya tidak
bisa masak sendiri? Apa tidak punya tangan dan kaki lagi, ya?"
Karena papa juga terlalu capek, langsung menjawab dengan acuh tak acuh,
"Kamu ini isteriku, memasak adalah sudah menjadi kewajibanmu!" Mama
langsung merespon, "Tengah malam begini mau masak apa? Sudah lewat
waktunya makan, orang laki seharusnya lebih kuat dari pada perempuan!"
Mendengar itu, marahlah papa, beliau langsung berteriak dengan emosi,
"Kamu salah makan obat apa kemarin? Mau sengaja cari ribut ya? Istri
memasak untuk suami adalah wajar, kenapa harus tergantung pada waktu?
Kamu tidak senang, ya? Kalau tidak senang, kamu pergi saja sekarang dari
rumah ini!!!"
Mama tidak menyangka akan menerima reaksi yang begitu keras. Setelah
terdiam sesaat, mama kemudian berkata sambil menitikkan air mata,
"kamu ingin aku pergi, baik aku akan pergi sekarang!" Mama segera kembali
ke kamar untuk mengemasi barang-barangnya. Melihat mama masuk kamar
dan berkemas-kemas, papa berkata kepada mama yang membelakanginya,
"Bagus! Pergi sana! Ambil semua barang-barangmu mu dan jangan kembali
lagi!"
Beberapa saat kemudian suasana menjadi sunyi senyap, tak ada kata-kata
kebencian lagi yang muncul, menit demi menit berlalu, tapi mama tetap tak
kunjung keluar dari kamar. Merasakan keanehan itu, papa kemudian
menyusul masuk kamar dan melihat mama sedang duduk diranjang penuh
dengan linangan air mata. Sambil menatap koper kulit besar yang masih
tergeletak di atas ranjang, melihat papa datang, dengan terisak-isak mama
berkata, "duduklah di atas koper kulit itu, supaya aku boleh mengenang
masa-masa perpisahan kita yang terakhir."
Merasa aneh, maka dengan sendu papa akhirnya tidak tahan juga untuk
tidak bertanya, " "Untuk apa?" Sambil menangis denagn terputus-putus
mama berkata, "Emas dan perak aku tidak memilikinya, "Tapi milikku yang
paling berharga adalah kamu!" Kamu dan anak-anakku, aku tidak memiliki
apapun...."
Meskipun kejadian itu telah lewat lama sekali, tapi aku masih mengingatnya
terus sampai sekarang. Apalagi ketika mama mengucapkan kata-kata
terakhir itu, papa merasa sangat tergoncang. Sejak malam itu, papapun
sadar dan kembali menghormati dan menyayangi mama. Menggandeng
tangan anak-anak, merangkul mama serta saling berpelukan. Kelak aku juga
bercita-cita ingin mendapatkan pasangan seperti papa.
Bagaimanapun kehidupan yang kita jalani dan kita hadapi tidaklah penting.
Namun yang terpenting adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi
peristiwa dan kejadian dalam hidup ini, terutama di saat-saat muncul
'badai' yang menguji kita.

Perpisahan Termanis (sebuah Fiksi-Musikal)

Aku dan kamu, bagai karang-pantai mencintai ombak lepas.
Dari jauh, aku mencintaimu dengan seluruh kekuranganku;
Menatap gelombang ombak-rambutmu
atau menikmati kilau cahaya-dirimu
pada senja yang meneggelamkan matahari di matamu.
Aku dan kamu, bagai karang-pantai yang mencintai laut lepas.
Ribuan mi dari hatimu, setiap detik aku berusaha melacak cintamu
pada setiap buih ombak yang menghantam diriku.
Bila ku katakana padamu tlah ku titipkan semua salamku
pada nadi-nadi sungai yang merambat-bermuara menuju
kedalam hatimu, pernahkah ia benar-benar sampai kepadamu?
Hingga akhirnya kita bertemu.
“Hai, aku Raka.” Kataku.
Senyum kita bertemu.
“Hera Dewi Purnama?” Aku tersenyum,
berharap kamu senang mendengarnya.
Tapi kamu diam saja. Aku pun jadi diam.
Barangkali kamu bertanya-tanya:
Bagaimana aku mengetahui nama lengkapmu
padahal kita baru kali pertama bertemu?
Sunyi bergetar di leher kita berdua.
Ah, bagaimana lagi, aku memang sudah tahu
banyak hal tentang dirimu;
Setiap hari aku mengagumimu,
sejak bertahun-tahun yang lalu.
Sejak pertemuan itu,
aku merasa hari-hari kita begitu akrab.
Meski sebatas ombak  yang setiap hari datang
memberiku sentuhan
Lalu pergi tanpa salam perpisahan.
Ah, mungkinkah sungai telah menyampaikan
semua salamku kepadamu,
menyusun kata-cita yang terbata-bata
menjadi sebuah sajak cinta,
dan kamu menerianya?
“Aku suka kamu. Maukah kamu jadi kekasihku?”
kataku malam itu.
Tapi kamu diam saja.
Sayangnya bukan isyarat persetujuan.
“Maaf.” Katamu , “Aku telah punya pacar.
Tepatnya calon suami. Kupikir kedekatan kita
hanya sebagai teman biasa.”
lalu kita berdiam, tanpa senyuman.
Aku menatapmu, kamu menatapku.
Ada getar yang meumpahkan
ribuan kata yang tak terucapkan
jadi sepi yang bergaung.
Ombaknya memeluk mata kaki kita berdua,
malam tinggal baying-bayang.
Sejak saat itu kita tak lagi bertemu.
Kamu kembali ke tempatmu,
aku tetap jadi karang pantai
yang cacat dihantam ombak.
Desau angin terdengar bagai lagu sedih.
Burung-burung hitam mengoak
bagai caci-maki sepanjang hari.
Pantai yang tak punya perasaan.
Aku akan pergi, akhirnya aku memutuskan;
Lalu bersalin rupa menjadi manusia biasa
mengemasi barang-barang dalam koper,
mengenakan kaus kaki dan sepatu.
Di setiap langkah yang ku tempuh
akan ku lepaskan satu per satu kenangan
tentang dirimu-meski tak seluruhnya.
Dari ribuan sejarah manusia yang sedih,
barangkali aku slah satunya,
tapi haruskah aku menghabiskan hidup
hanya untuk menjadi karang –pantai yang berasedih?
Ombakmu melambai-lambai
Seolah memanggilku untuk kembali.
“Tetaplah menjadi karang-pantai.”
lamat-lamat aku mendengar suara itu.
Kupikir itu hanya perasaanku saja.
Tidak, kataku dalam hati. Aku telah memutuskan.
Aku akan menjadi yang lain: bayang-bayang-
angin, pohon, gunung, atau langit.
Barangkali aku gagal menjadi kekasihmu,
tetapi cinta tetap ada: untuk apa dan untu siapa,
biarlah ia menentukan nasibnya sendiri. . .
Aku dan kamu
Bagai karang-pantai mencintai laut lepas?
Rupanya tidak lagi. 

lihat videonya di link berikut inihttps://youtu.be/70F_Hfq7iDE